Larangan Mengucapkan Kata “Andaikata” Atau “Seandainya” Apabila Mendapat Suatu Musibah Atau Kegagalan
Posted by Admin pada 28/05/2009
Sering kita mendengar dari pembicaraan orang orang seperti ” Sandainya tidak ada saya pasti kamu sudah begini dan begitu…, atau “ Andaikata dulu saya begini pasti saya…., larangan mengucapkan “andaikata” maupun “seandainya” telah termaktub di Al qur’an dan Hadits, mari simak fatwa ulama berikut ini:
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
يقولون لو كان لنا من الأمر شيء ما قتلنا ههنا قل لو كنتم في بيوتكم لبرز الذين كتب عليهم القتل إلى مضاجعهم وليبتلي الله ما في صدوركم وليمحص ما في قلوبكم والله عليم بذات الصدور
“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan : seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh diantara kita di sini (perang uhud). Katakanlah : ‘Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” (QS. Ali Imran, 154).
الذين قالوا لإخوانهم وقعدوا لو أطاعونا ما قتلوا قل فادرءوا عن أنفسكم الموت إن كنتم صادقين
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka takut pergi berperang : seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah : Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran, 168).
Diriwayatkan dalam shoheh Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت لكان كذا وكذا، ولكن قل : قدر الله وما شاء فعل، فإن ” لو ” تفتح عمل الشيطان
“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan : “seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’“, tetapi katakanlah : “ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki”, karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.”
Kandungan bab ini :
Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran ([1]).
Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.
Alasannya, karena kata tersebut (seandainya/andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.
Petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah].
Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.
Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
(1)Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata” dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang munafik, juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah dan ridho kepada takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut.
Dikutip dari: file chm kitab tauhid penulis Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi, Judul Asli : Kitabut-Tauhid, Bab 47:Ucapan “Sandainya”
anggaarie said
hem ..kalo kesini pasti dapat pencerahan baru neh. makasih sobat
ginda said
Assalamualaikum, akhi….
artikelnya bermanfaat…
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokaatuh
Dio said
bagus sekali pak…bersih2 otak kalo baca artikelnya
tovarossi said
terus optimis, jgn merasa gagal n takut tuk melangkah dan melakukan sesuatu sobat, sukses selalu
darupurwita1bdr said
tulisan yang bagus,bisa menambah pengetahuan tentang agama islam.
imey said
assalamu’alaikum salam…slam kenal
kalo ngucapin kata seandainya buat impian bagaimana?
Wa’alaikumsalam
Sebaiknya jangan karena kata tersebut (seandainya/andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan, baca lagi deh diatas.
Siti Fatimah Ahmad said
Assalaamu’alaikum…
Andaikata sama sahaja dengan perkataan “kalau”…Ia bermaksud berkemungkinan atas sebab kita berbuat. Kalaulah saya tidak berkata demikian…mungkin tidak akan berlaku sedemikian. Semestinya perkataan itu memperlihatkan sesuatu yang amat kita kesali…atas sebab musabab yang telah dilakukan. Astaghfirullah..jika demikian keadaannya. Mungkin tersasul atau terlupa atas perkataan yang diucap harus dimohon keampunan jika sudah menyedari kesilapan itu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui hikmah sesuatu kejadian. Pencerahan yang baik.
wa’alaikumsalam
dinda'kk said
Assalamualaikum.
Blognya sy link ya. Banyak hal yang didapatkan disini.
Terima kasih atas kunjungannya.
Wassalam
rizalkahfi said
assalam mu’alaikum
untuk menghindari mengucapkan andaikata/seandainya gy mna?
kta mnusia kdang” hilaf,dan dalam bahasa indonesia kan kata-kata tersebut ada dan di pergunakan,bagai mana?
wa’alikum salam
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh.
masalah bahasa sama saja antara arab dan indonesia, untuk bahasa arab lebih lengkap lagi.. kita memang tidak dibolehkan mengucapkan “Seandainya dan Andaikata”. karena akan membuka pintu syaitan untuk ini salah satunya untuk berandai andai dan memperpanjang angan angan. Dalam Alquran dan hadits2 Rasulullah dikataka demikan.. Selayaknya orang muslim kita mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya. Barakallahufiik.
Edybas said
Suatu pencerahan yang amat bermanfaat bagi kita semua. Agar lebih cerah lagi, ada satu pertanyaan yang ingin kami dapatkan jawabannya yaitu apakah ucapan/nasihat seperti contoh dibawah ini juga tidak diperbolehkan ?
“Coba seandainya kau lakukan sholat seperti ini dari dulu, kan semuanya bisa jadi lebih baik lagi ….”
“Coba seandainya kau rajin baca qur’an seperti ini dari dulu, kan bisa sebagai contoh buat adik-adikmu…”
———————-
kata “Seandainya” adalah Kata-Kata Hayalan yang tidak pernah terjadi.
Adapun seorang anak jika tidak sholat berumur 7 tahun maka pukullah, Rasulullah bersabda :
” Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun dan pukullah mereka.. ” (HR. Abu Dawud dari hadits Abdullah ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud, “Hadits ini hasan shahih.”).
Kata seandainya kau sholat.., disini jelas sang anak tidak sholat maka berdosalah orang tuanya yang tidak mengajarkan anak untuk sholat.