Qur'an dan Sunnah

Agama itu Nasehat

Sunnahnya Berdo’a Sendiri-sendiri Setelah Sholat Berjama’ah

Posted by Admin pada 16/11/2009

Penulis: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

Tanya: Saya menyaksikan sebagian orang-orang yang shalat berjamaah seusai mereka shalat, mereka berdoa dengan bersama-sama, setiap kali mereka selesai shalat, apa hal ini dibolehkan? Berilah kami fatwa semoga Anda mendapat balasan di sisi-Nya.

Jawab: Berdoa setelah shalat, tidak mengapa. Akan tetapi setiap orang berdoa sendiri-sendiri. Berdoa untuk dirinya dan saudaranya sesama ummat Islam. Berdoa untuk kebaikan agama dan dunianya, sendiri-sendiri bukan bersama-sama.

Adapun berdoa bersama-sama setelah shalat, ini adalah bid’ah. Karena tidak ada keterangannya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tidak dari shahabatnya dan tidak dari kurun-kurun yang utama bahwa dahulu mereka berdoa secara bersama-sama (usai sholat), dimana sang imam mengangkat kedua tangannya, kemudian para makmum mengangkat tangan-tangan mereka, sang imam berdoa dan para makmum juga berdoa bersama-sama dengan imam. Ini termasuk perkara bid’ah.

Adapun setiap orang berdoa tanpa mengeraskan suara atau membuat kebisingan hal ini tidaklah mengapa, apakah sesudah shalat wajib atau sunnah.

Sumber : Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan (2/680)

Dikutip dari darussalaf.or.id offline Penulis: Fadhilatu Asy Syaikh ‘Allamah Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Alu Fauzan, Judul: Doa Bersama Setelah Shalat

Baca Risalah terkait ini:
1.Dzikir-dzikir Setelah Shalat Wajib
2.Dzikir Pagi dan Petang Sesuai Tuntunan Rasulullah Serta Keutamaannya
3.Dzikir Berjamaah Dengan Suara Keras dan Badan Bergoyang-goyang
4.Keutamaan Keutamaan Dzikir
5.Rasulullah Berdzikir dengan Jari Kanannya, TANPA ALAT TASBIH

Diarsipkan pada: https://qurandansunnah.wordpress.com/

3 Tanggapan ke “Sunnahnya Berdo’a Sendiri-sendiri Setelah Sholat Berjama’ah”

  1. ksatria5 said

    ni mo tanya ,,,,apa dasarnya kok berdoa bersama-sama stlah sholat itu bid ah

    ——————–
    Dalam Beribadah dan beramal hendaklah kita mencontoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, Sedangkan Berdo’a bersama-sama setelah sholat berjama’ah tidak di Contohkan oleh Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
    “Barangsiapa mengerjakan satu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka amalan itu tertolak.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah ).
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
    Maka hendaklah kalian berpegang dengan Sunnah (jalan atau cara hidup)-ku dan sunnah para Al-Khulafa Ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk, dan gigitlah dia dengan geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara baru yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah sesat.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan lainnya, dari Al-’Irbadh bin Sariyah )
    Dari Sahabat Rasulullah, ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan: “Semua bid’ah itu adalah sesat meskipun orang menganggapnya baik.” (Al-Ibanah 1/339, Al-Lalikai 1/92)

  2. orang bodho said

    Dari Sahabat Rasulullah, ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan: “Semua bid’ah itu adalah sesat meskipun orang menganggapnya baik..
    tapi bagi shabat rasulullah yg lain yaitu sayyidina Umar RA..shalat tarawih di bulan ramadhan jaman rasul kan ga ada,terus diadain pd waktu jaman umar..dan umar berkata,inilah salah sat bid’ah yg baik..gmn mnrt anda?

    ————————

    Sholat tarawih berjama’ah telah ada dan dilakukan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam, tentang perkataan Umar radhiyallahu’anhu. Baiknya kita baca Salah satu Ulasan Ulama Sunnah Dibawah ini:

    “Syaikh Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan dalam Asy Syarh al Mumti (IV/79-80) ia berkata: “Apabila ada orang yang bertanya, apa pendapat kalian tentang perkataan Umar : ‘Sebaik baik bid’ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjama’ah)?”. Apakah hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Umar radhiyallahu’anhu adalah perbuatan bid’ah?

    Maka jawabnya, bid’ah yang dimaksud bersifat relatif dilihat dari apa yang terjadi sebelumnya, bukan dilihat dari dasar pensyariatannya. Sebab amalan itu, (shalat tarawih dengan berjama’ah) TETAP ADA hingga akhir hayat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan TIDAK DILAKUKAN pada masa Abu Bakar radhiyallahu’anhu.
    Ketika hal itu dilakukan lagi, seakan akan menjadi perbuatan yang baru diadakan. Tidak mungkin Umar bin al Khattab radhiyallahu’anhu memuji perbuatan bid’ah dalam agama. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap bid’ah adalah kesesatan.”
    Ironisnya, sebagian ahli bid’ah menjadikan perkataan Umar ini sebagai dasar untuk berbuat bid’ah, sehingga mereka membuat bid’ah sesukanya. Mereka berkata: “Sebaik baik bid’ah adalah ini.” Tidak ragu lagi, hal ini menyalah gunakan perkataan yang terkesan samar maknanya.
    Jika diumpamakan, Umar memang benar membuat amalan baru, dan sangat mustahil Umar berbuat seperti itu, sesungguhnya beliau memiliki sunnah (teladan) yang harus diikuti. Seperti sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam : “Kalian harus berpegang dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin setelahku.”
    Anda tidaklah seperti Umar. Maka bagaimana mungkin Anda mengatakan bahwa Umar telah berbuat bid’ah dan sebaik baik bid’ah. Padahal Umar memiliki sunnah yang berhak diikuti. “.

    Demikian salah satu ulasan dari Ulama Ahlus Sunnah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, Semoga Antum dan Keluarga juga mendapat Berkah dan Hidayah serta Pahala berlipat-lipat dari Allah Subhanahu wa ta’ala. amiin.

  3. orang bodho said

    Memuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW
    Ketika memasuki bulan Rabiul Awwal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajian­pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu…

    ————

    Afwan, pembahasan anda panjang lebar (saya potong).. yang akhir-akhirnya ke Bid’ah Hasanah juga, sudah dijelaskan mengenai Maulud Nabi (Merayakan hari ULTAH Nabi) TIDAK PERNAH dilakukan oleh para Sahabat, para Tabi’in dan para Tabi’ut tabi’in ( Tiga zaman yang dianggap oleh rosulullah Zaman terbaik Umat Manusia=Islam) serta para ulama sesudahnya yang berpegang teguh pada sunnah sampai dengan sekarang.

    Baca artikel ini :
    Adakah Bid’ah Hasanah ?
    Salaf Merupakan Cerminan Kemurnian Islam

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: